Sejak para Suster prr berkarya di Keuskupan Agung Jakarta, mereka terlibat dalam bidang Pendidikan milik Paroki Matraman pada tahun 1989. Kami membeli sebuah rumah di Utan kayu milik Bapa Marsel Beding. Rumah itu terletak di paroki Matraman. Suster-suster kami bekerja di Komisi Kateketik KWI, dan mengambil bagian dalam Pendidikan di sekolah milik Paroki Matraman, Yayasan Mardiwiyata, mengajar di SD.

Setelah beberapa tahun kami tinggal dan bekerja  di paroki itu, kami bercita-cita menampung anak-anak miskin dirumah kami. Kami berdoa kepada Bunda Maria dan St.Yosef kiranya kepada kami Tuhan mempercayakan anak-anak miskin dan terlantar untuk kami pelihara dan memberi rasa athome kepada mereka, membahagiakan mereka.

Di akhir Novena kami didatangi seorang Bapak keluarga bernama Bp. Simanjuntak menitipkan anaknya dua orang: Katrin dan Debi. Ibu dari anak-anak ini beda agama sehingga dalam keluarga mereka tidak ada kesesuaian pendapat, akhirnya cerai. Kedua anak ini kami terima dan pelihara. Lama kelamaan akrablah mereka dengan anak-anak tetangga lainnya. Katrin mulai masuk sekolah di SD dimana suster mengajar disitu, dan Debi masih kecil umur 4-5 tahun. Kedua anak itu masih punya satu adik yang masih ditangan Ibunya.  Bapa Simanjuntak setia mengunjungi anak-anaknya. Kurang lebih satu tahun mereka tinggal dengan kami, Ayahnya datang menjemput mereka untuk tinggal di daerah pasar palmeriam dekat sekolah mereka. Debi seorang anak yang lugu, sangat menghormati dan mencintai Salib Kristus. Dia meninggal pada bulan Nopember  thn 1989 digilas Kereta Api. Sedih sekali. Inilah Riwayat pertama kami menampung anak-anak miskin, broken home.

Kemudian ditahun 2008 kami membuka Panti Asuhan sederhana dikomunitas Cijantung.  Mulai tahun 2008 ketika Sr.Ibu Anfrida almarhum dijemput jenasahnya berupa tulang2nya untuk dibawa ke Biara Pusat.  Ketika itu panti Asuhan ini dinamakan Panti Asuhan Ibu Anfrida.  Setelah 4 tahu Panti ini berjalan, rumah sudah harus dikontrak lagi, dan kami siap mengontrak sebuah rumah untuk anak-anak ini, tetapi penjaga anak-anak asuh ini seorang awam yang berpengalaman, beliau memelihara anak-anak ini sebagai miliknya  sendiri. Timbullah pertentangan dengan suster-suster di Cijantung.

Akhirnya pada tgl 13 Mai 2012 ada seorang bapak yang menitipkan dua anaknya di Cimanggis, dan kami terima itu yang bernama Fahri dan Fahran. Kemudian Suster pemimpin Regio Indonesia barat Sr.M.Yusta, prr datang ke Cinmanggis, dan bersamaan dengan itu Sr. M Theofil, prr ibu rumah cijantung datang untuk menyerahkan urusan panti asuhan ini ke tangan Suster Cimanggis. Kami setuju dan mulai menerima anak-anak untuk diasuh.

Sebelumnya kami sudah menerima anak-anak seperti Albert dan Dicky.  Kami menerima seorang bayi dan kakaknya, dan saat itu dibawa dari Cijantung oleh ayahnya Bersama Sr.Theofil, prr. Ketika Sr.M.Hilaria dari Belgia datang untuk mempersiapkan diri berkaul kekal, beliau dihantar oleh seorang suster Filipus Neri Namanya Sr.Gaudentia. Sr.Gaudentia  selama seminggu tinggal di Cimanggis, beliau senang menggendong dan main dengan anak kecil yang berumur 3 bulan yang dititipkan ayahnya karena ibunya tidak Bersatu lagi dengan Bapaknya.  Selain anak kecil ini yang Namanya Farhan, ada kakanya juga yang bernama Fahri. Inilah sejarah permulaan panti Asuhan di Cimanggis.

Setelah Kembali ke negeri Belgia Sr.Gaudentia meneruskan cita-cita kami dengan memberi bantuan dari Belgia.

Setibanya Kembali di Belgia Sr.Gaudentia Bersama suster-suster Filipus neri dan suster PRR yang sudah ada di Belgia mengadakan rencana galadinner, mencari dana untuk memulai Panti Asuhan di Cimanggis. Kemudian suster Gabriella  di panggil ke belgia menghadiri galadiner itu dan dananya di bawah Kembali untuk panti asuhan cimanggis.

Kemudian karya ini dimulai dengan membangun sebuah Yayasan. Bersama Pater Clemens Schreurs kami memulai Yayasan ini yang bernama Yayasan fajar baru.dalam yayasaan ini kami mulai dengan  Panti Asuhan fajar baru yang berada di Susteran Cimanggis.